Secara umum, resesi ekonomi merupakan penurunan berbagai kegiatan ekonomi secara drastis dan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Bisa jadi, hal ini terjadi dalam jangka waktu beberapa bulan, namun bisa pula selama berapa tahun. Dalam ekonomi global, terdapat setidaknya empat kali resesi yang terjadi dengan skala besar.
Ada berbagai dampak dari terjadinya resesi ini, misalnya perusahaan bisa berkurang keuntungannya atau bahkan merugi, terjadi kebangkrutan ekonomi, dan bertambahnya angka pengangguran.
Daftar Resesi Ekonomi Global
Dalam perkembangan perekonomian dunia, ada empat kali resesi yang sebaiknya Anda ketahui. Hal ini dapat menjadi pembelajaran untuk mengantisipasi berbagai tantangan ekonomi yang mungkin saja terjadi di masa mendatang, misalnya jika kembali terjadi resesi yang sejenis ini.
Resesi Tahun 1975
Pertama, ada resesi 1975 yang merupakan dampak dari embargo minyak kawasan Arab. Embargo atau larangan perdagangan minyak tersebut terjadi pada tahun 1973 dan sebenarnya telah usai pada Maret 1974.
Namun, perlu diakui bahwa perubahan dari suplai minyak tersebut memicu terjadinya berbagai hal dalam skala besar. Harga minyak yang kemudian meningkat dapat membuat aktivitas dan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara menjadi turun atau terhambat secara drastis.
Kebijakan fiskal dan moneter bahkan dilonggarkan oleh beberapa negara maju. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk memulihkan tingkat perekonomian. Pada tahun 1976, ekonomi global perlahan pulih, namun masih banyak negara besar yang mengalami inflasi tinggi.
Resesi Tahun 1982
Kedua, ada resesi 1982 yang disebabkan oleh berbagai hal, yaitu krisis utang dari kawasan Amerika Latin, pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara, dan kenaikan harga minyak yang terjadi pada 1979.
Resesi ini menyebabkan angka pengangguran menjadi naik drastis pada kisaran 1982 hingga 1983. Untuk berbagai negara maju, krisis ini memang bisa segera dipulihkan, meski angka pengangguran setelahnya masih bisa dibilang tinggi.
Sebaliknya, untuk berbagai negara di kawasan Amerika Latin, Afrika, dan Karibia, resesi ini mengakibatkan dampak berkepanjangan. Pertumbuhan ekonomi menjadi lambat dan kesulitan membayar urang pun masih belum menemukan titik terang.
Resesi Tahun 1991
Selanjutnya, ada resesi yang terjadi pada tahun 1991 dan disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, sama seperti dua resesi sebelumnya, hal ini dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak. Kedua, ketidakpastian dari kondisi geopolitik akibat dari Perang Teluk 1.
Selain itu, terjadi berbagai krisis perbankan yang terjadi di beberapa negara, sehingga hal ini dapat berpengaruh terhadap melambatnya laju ekonomi.
Dampak besar dari resesi juga dialami oleh Jepang yang harga aset dan berbagai kebutuhan melambung tinggi. Hal ini terjadi dalam jangka waktu yang panjang, bahkan membuat inflasi negara tersebut mendekati angka nol.
Resesi Tahun 2009
Terakhir, ada resesi tahun 2009 yang merupakan dampak dari Great Depression. Itu adalah krisis keuangan yang dialami oleh berbagai negara maju sejak pertengahan tahun 2007.
Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab terjadinya depresi tersebut, yang selanjutnya menjadi krisis ekonomi.
Penyebab tersebut antara lain berkembangnya sistem kredit, ekspansi yang terlalu cepat di berbagai sektor dan berisiko tinggi, serta pelonggaran terhadap pengawasan dan regulasi terkait lembaga keuangan yang fundamental.
Dampak dari resesi ini yaitu harga aset yang turun tajam, perdagangan global menjadi jatuh, dan berbagai kredit mengalami krisis berkepanjangan.
Itu tadi penjelasan tentang empat resesi ekonomi yang melanda secara global dan sangat berpengaruh bagi perekonomian dalam negeri di berbagai negara. Dalam perjalananan ekonomi nasional Indonesia, resesi di atas juga memiliki dampak yang perlu ditangani secara serius.
Pada dasarnya, ada berbagai hal yang dapat berpengaruh terhadap ekonomi global, termasuk terjadinya resesi. Maka dari itu, setiap negara pun perlu mewaspadai terjadinya hal tersebut, supaya dampaknya dalam skala nasional dapat diminimalisir semaksimal mungkin.
Comments