Memanaskan motor sebelum dipakai sudah jadi kebiasaan banyak orang. Tujuannya tidak lain supaya berkendara jadi lebih lancar dan mesin lebih awet.
Tapi, tahukah Anda kalau ternyata ada fakta keliru yang dipercaya oleh banyak orang soal ini? Agar tidak sampai salah kaprah, ikuti penjelasan berikut yang akan membahas apa saja sebenarnya fakta keliru yang masih sering dipercaya soal memanaskan mesin roda dua ini. Simak bersama-sama, yuk!
5 Fakta Keliru Seputar Memanaskan Mesin Motor
Banyak fakta keliru terkait memanaskan mesin yang sampai saat ini berkembang di Indonesia. Mulai dari pemanasan yang harus dilakukan tiap hari hingga harus menekan gas supaya mempercepat proses pemanasan.
Kenyataannya, anggapan-anggapan itu kurang relevan lagi untuk mesin kendaraan yang sudah canggih seperti sekarang. Berikut adalah 5 fakta yang paling banyak disalahpahami oleh pengendara.
1. Motor Harus Dipanaskan Tiap Hari
Memanaskan kendaraan memang baik untuk menjaga kualitas mesin supaya tetap awet. Selain itu, memanaskan mesin, apalagi yang jarang dipakai, akan membantu kondisi kelistrikan kendaraan tetap terjaga.
Hanya saja, perkembangan teknologi sekarang sudah sangat maju. Motor telah dilengkapi berbagai fitur, seperti fuel injection yang tidak mengharuskan mesin dipanaskan tiap hari atau tiap pagi.
Anda hanya perlu memanaskannya 3 kali dalam seminggu agar mesin tetap bekerja optimal.
2. Semakin Lama Dipanaskan, Semakin Baik untuk Mesin
Selain soal memanaskan mesin tiap hari, ada juga fakta keliru lainnya yang masih berkembang luas di masyarakat, yaitu terkait durasi memanaskan kendaraan.
Banyak yang mengira jika semakin lama dipanaskan, mesin akan semakin siap untuk diajak perjalanan jauh. Nyatanya, durasi untuk memanaskan mesin yang direkomendasikan hanyalah sekitar 3-5 menit.
Justru jika Anda memanaskan motor terlalu lama, itu akan mengakibatkan mesin mengalami overheat meski dalam keadaan tidak bergerak. Kondisi ini bisa sebabkan mesin lebih cepat rusak, boros bahan bakar, dan warna knalpot yang menguning.
3. Memanaskan di Ruang Tertutup Tidak Masalah
Apakah Anda sering memanaskan kendaraan di ruang tertutup? Jika iya, ini adalah hal yang harus Anda hindari.
Selama ini, ada fakta yang berkembang jika memanaskan kendaraan tidak masalah jika dilakukan di ruang tertutup. Tapi, pada kenyataannya, ini bisa mengakibatkan dampak berbahaya.
Motor yang dipanaskan memiliki gas buang berupa karbon monoksida yang bersifat beracun. Gas ini sering kali tidak berwarna sehingga tidak begitu terdeteksi. Jika terhirup dalam jumlah banyak, gas bisa mengakibatkan pusing hingga sesak napas.
Karena alasan ini, memanaskan kendaraan lebih baik dilakukan di tempat terbuka supaya gas buang tidak terperangkap dan sirkulasi udara juga jadi lebih lancar.
4. Memanaskan Harus dengan Menarik Gas
Menarik gas ketika Anda memanaskan kendaraan memang bukan sepenuhnya salah. Bahkan, dianjurkan agar proses pelumasan oli bisa lebih cepat.
Tapi, bila menarik gas dilakukan terlalu keras, ini akan membuat putaran mesin naik dengan tiba-tiba padahal oli belum sepenuhnya bersirkulasi secara maksimal. Mesin motor akan mengalami gesekan berlebih dan lebih cepat aus.
Menarik gas idealnya dilakukan di angka maksimal 2000 rpm. Jika lebih dari angka tersebut, bahan bakar semakin banyak terbuang dan emisi gas buang juga akan meningkat.
5. Tidak Perlu Memanaskan Kalau Pakai Oli Sintetik
Oli sintetik memang memiliki kemampuan pelumasan yang baik di suhu ekstrem sehingga banyak yang menganggap jika motor yang menggunakan oli ini tak perlu dipanaskan.
Padahal, pemanasan tetaplah penting dilakukan untuk membantu oli bersirkulasi secara merata ke semua komponen kendaraan.
Asalkan durasinya tidak berlebihan dan tidak dilakukan dengan menekan gas terlalu keras, pemanasan tetaplah bermanfaat untuk memastikan suhu kerja mesin kendaraan tercapai.
Seperti itulah banyaknya fakta keliru soal memanaskan motor yang berkembang di masyarakat Indonesia. Tetap ikuti petunjuk yang tepat dan sesuai fakta yang benar sehingga komponen kendaraan Anda tetap terjaga dan tidak cepat rusak.
Comments