Indonesia memiliki segudang prestasi dari bidang olahraga, mulai dari prestasi pada tingkat Asia Tenggara hingga tingkat dunia. Banyak nama atlet berprestasi yang sering muncul di berita olahraga, misalnya Susi Susanti dan Alan Budikusuma.
Setelah mereka pensiun, sebagian di antaranya melanjutkan karier dengan merambah dunia bisnis. Ada yang mendirikan bisnis sesuai dengan bidang olahraga yang ditekuninya, serta ada pula yang mencoba berbagai bisnis lainnya.
Mantan Atlet yang Kini Berbisnis di Bidang Olahraga
Sebagai atlet di cabang olahraga tertentu, sudah pasti mereka memiliki pengalaman yang mumpuni terkait dunia olahraga. Jika ingin membuka usaha yang masih berada dalam ranah tersebut, maka pengetahuan dan pengalamannya pun dapat dimanfaatkan dengan optimal.
Berikut adalah beberapa atlet Indonesia yang juga menggeluti dunia bisnis di dunia olahraga, semangatnya dapat menjadi inspirasi untuk masyarakat.
-
Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma
Pasangan emas dari cabang olahraga bulutangkis ini sudah pasti dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Mereka adalah pasangan suami istri yang juga pernah mempersembahkan medali emas Olimpiade Barcelona 1992.
Kontribusi mereka dalam dunia olahraga Indonesia tentu tidak bisa remehkan, karena telah menjadi peraih medali emas pertama dan kedua di ajang olimpiade. Nama mereka pun sering muncul di berbagai berita olahraga, baik nasional maupun internasional.
Setelah pensiun, mereka membangun brand olahraga bulutangkis yang bernama Astec. Produk lokal tersebut telah meluaskan pasarnya ke berbagai negara lain, misalnya Thailand, Singapura, Hongkong, dan Amerika Serikat.
-
Hariyanto Arbi
Masih dari dunia bulutangkis, mantan atlet Hariyanto Arbi juga memiliki bisnis di bidang perlengkapan olahraga. Bersama rekannya, dia menjalani bisnis penjualan dan pembelian alat olahraga dengan nama merek Flypower.
Produk yang telah dihasilkan, memiliki pasar di berbagai negara selain Indonesia, misalnya Malaysia, Singapura, Australia, Perancis, dan Jerman.
-
Ade Rai
Selanjutnya, ada Ade Rai yang memiliki nama lengkap yaitu Gusti Agung Kusuma Yudha Rai. Dia merupakan pensiunan dari binaraga dan telah memasuki berbagai dunia bisnis setelah pensiun.
Dia menjual berbagai produk suplemen dan membuka fasilitas gym. Selain itu, dia juga mendirikan institusi yang memfasilitasi program pelatihan dan sertifikasi untuk orang-orang profesional di dalam bidang fitnes.
Tidak hanya berhenti di situ, Ade Rai juga telah mendirikan Rai Institute. Fokusnya yaitu pada kurikulum terkait pola makan yang sehat, terlebih untuk para atlet. Lalu, ada juga program personal trainer supaya para profesional dapat meningkatkan kompetensinya.
Ade Rai merupakan atlet kebanggaan Indonesia yang terbilang cukup sukses dalam membangun bisnisnya setelah pensiun. Selain beberapa bisnis di atas, Ade Rai juga semakin dikenal orang karena telah beberapa kali menjadi bintang iklan.
-
Marcus Fernaldi Gideon
Jika sebelumnya membahas tentang deretan atlet yang sudah pensiun, maka pembahasan selanjutnya yaitu nama atlet yang masih aktif sebagai pemain.
Marcus Fernaldi Gideon, atlet berprestasi dari cabang olahraga bulutangkis, telah menyiapkan bisnis yang direncanakan ke depannya akan menamani masa pensiunnya.
Dia membangun arena untuk olahraga bulutangkis yang diberi nama Gideon Badminton Hall. Lokasinya berada di Gunung Putri, Bogor.
Lapangan badminton tersebut diketahui mempunyai enam buah lapangan reguler dan enam buah lapangan untuk VVIP.
Selain itu, Marcus juga telah mulai memperluas bisnisnya untuk membangun Gideon Badminton Academy.
Itulah beberapa atlet berprestasi di tanah air yang menekuni bisnis, namun telah berhubungan dengan dunia olahraga yang dulu digelutinya. Bisnis tersebut dapat menjadi cara mereka untuk tetap berkontribusi bagi perkembangan olahraga di Indonesia, meski sebagian besar dari nama di atas sudah pensiun.
Melalui berbagai berita olahraga, masyarakat dapat melihat kehidupan dari para mantan atlet yang dulunya menorehkan banyak prestasi. Untuk para penggemar, hal tersebut juga dapat mengurangi rasa rindu kepada atlet idolanya.
Comments